Kisah Howard Liu yang diremehkan Saat Besarkan AirTable
Apakah anda pernah mendengar nama Howard Liu? Ia adalah orang yang ada di balik perangkat lunak AirTable yang dulu diremehkan sekarang malah bernilai US$ 1 miliar. Howard Liu adalah orang yang sangat optimis dan pantang menyerah. Pendekatan ini lah yang ia lakukan saat ia membesarkan AirTable, sebuah perangkat lunak yang mengubah cara kita memanfaatkan spreadsheet atau lembar sebar.
Kegigihan Howard Liu Kembangkan AirTable
Berkat AirTable ini lah nilai perusahaan yang didirikannya mampu menembus US$ 1 miliar dan sudah masuk ke kategori Unicorn. Ia sendiri mengatakan bahwa potensi yang digarap oleh AirTable ini masih amat sangat terbuka dan apabila ia dan timnya sukses mengeksekusi, pendapatan yang diterimanya bahkan bisa mencapai puluhan miliar dollar.
“Ini adalah kesempatan besar, tak ada bedanya skalanya dengan (capaian) Amazon, Facebook, atau pun Google,” katanya. “Saya merasa ada gelombang perubahan yang akan terjadi terkait dengan bagaimana orang berinteraksi dengan perangkat lunak,” imbuhnya.
Ide dasar dari AirTable sendiri adalah lembar sebar atau yang juga dikenal dengan Spreadsheet. AirTable ini mengubah lembar sebar tidak Cuma sekedar sebagai perangkat lunak untuk mengolah data dan juga menyusun table akan tetapi, lembar sebar bisa digabungkan dengan data dan juga kolaborasi.
Dan di tangan Liu serta timnya, AirTable berhasil menjadi perangkat lunak yang jauh lebih berguna dan juga bertenaga. Tak Cuma itu, yang membuatnya lebih populer adalah kemudahan untuk memakainya. AirTable ini mudah digunakan karena pengguna tak harus menguasai coding hanya untuk memanfaatkan fitur-fitur yang dimilikinya.
Jadi, ini membuat AirTable bisa dengan mudah dipakai oleh siapa saja dan kapan saja, baik itu oleh profesional, akuntan, sampai dengan petani yang ingin mencatat jumlah sapid an juga perlatan ternak yang dimilikinya.
Sempat dinilai Cukup Membingungkan
Kelebihan AirTable ini sendiri membuat perangkat lunak ii sekarang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan ternama di dunia misalnya TIME, Netflix, dan Tesla. Perusahaan ini bernilai US$ 1 miliar atau setara dengan Rp. 15 Triliun, berdasarkan data pendanaan yang palin baru, walaupun hanya memiliki satu produk di pasar selama 4 tahun.
Awalnya, tidak lah mudah menjelaskan konsep AirTable, begitu lah kenang Liu. Ia turut mendirikan perusahaan tahun 2012, selain juga memimpin AirTable. Ini bisa dipahami karena gagasannya memang pada mulanya bukan sesuatu yang revolusioner atau baru. Sehingga saat ia dan juga mitranya bertemu dengan investor, mereka sebetulnya menawarkan sedikit saja dari apa yang penanam-penanam modal inginkan.
Ia mengatakan bahwa dirinya tak mempresentasikan tabel-tabel menarik yang membuat para investor IDtogel itu terpikat. Justru ia menawarkan filosofi dasar AirTable dan juga bagaimana perangkat lunak ini bisa mengubah cara kita bekerja. Akhirnya, yang ditangkap oleh investor-investor itu adalah keyakinan pada tim AirTable ini. begitu lah ucap Liu yang menganggap lebih penting di tahap permulaannya.
“Ada banyak sekali ide besar yang gagal karena dikelola oleh tim yang buruk dan sebaliknya ada banyak ide sederhana yang dikelola oleh tim yang baik, namun tidak dikena, namun berhasil karena dikembangkan oleh tim yang sangat baik,” ungkap Liu.
Liu yang besar di College Station, Texas, AS ini tetap akan terus mengembangkan AirTable. Ia dianggap sebagai CEO yang memungkinkan untuk memiliki kemewahan jaminan keuangan saat dirinya memulai AirTable dan akhirnya AirTable didukung banyak pihak.